A. Latar Belakang
Al-Azhar merupakan lembaga pendidikan formal dan nonformal dengan berbagai jenjang, mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Sebagai salah satu lembaga pendidikan tertua yang telah melahirkan banyak tokoh Islam dunia, menjadikan al-Azhar daya tarik yang sangat kuat bagi para pecinta ilmu. Masyarakat muslim Indonesia pun berbondong-bondong meneruskan pendidikan di Al-Azhar, terlebih di Universitasnya.
Keinginan yang kuat namun tidak diiringi dengan pembekalan kompetensi bahasa yang baik, menyebabkan sebagian besar calon mahasiswa Indonesia menemukan kendala dalam memahami materi perkuliahan dan penyampaian dosen. Di samping itu, kemajuan teknologi dan informasi, serta kebebasan dalam kehidupan di Mesir, menimbulkan krisis integritas mahasiswa yang mengakibatkan kehilangan identitas dan melupakan tujuannya berada di Mesir.
Demi menjawab tantangan tersebut, Al-Azhar membuka program matrikulasi Bahasa Arab untuk calon mahasiswa asing yang akan masuk ke Universitas al-Azhar di Kairo pada tahun 2009, yang dikenal dengan Markaz Al-Azhar lita’lim al-lughotil ‘arabiyyah li ghair an-nathiqina biha atau yang lebih populer dengan nama Markaz Syaikh Zayed. Dan sepuluh tahun kemudian, tepatnya tahun 2019, Markaz Syaikh Zayed membuka cabang untuk pertama kalinya, yaitu di Indonesia bekerjasama dengan PUSIBA (Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab) di bawah naungan OIAA (Organisasi Internasional Alumni al-Azhar).
Pada tahun 2020, setelah wabah pandemi menyerang berbagai belahan dunia secara merata, matrikulasi bahasa arab pun diadakan secara daring. Hal ini menimbulkan tantangan baru dalam proses penguasaan materi bagi camaba. Pusiba pun membuka program asrama dan kelas tatap muka secara intensif yang kemudian program ini diberi nama Madinatul Fusha (MF) dengan berfokus pada tiga komponen penting:
1. Takwin Khuluqi, membentuk pribadi yang berakhlak baik dan bertekad kuat.
2. Ta’hil ‘Ilmi, penguatan matrikulasi Bahasa Arab dan peningkatan wawasan.
3. Tadrib ‘Amali, pendalaman praktik.
Program yang diisi oleh tenaga pengajar Indonesia yang bersertifikat Markaz al-Azhar di Kairo ini diharapkan bisa mendampingi calon mahasiswa dalam memahami dengan baik matrikulasi yang mereka jalani bersama markaz pusat yang dilakukan secara daring, serta menumbuhkan kesadaran mereka untuk terbiasa dengan Bahasa Arab dalam kesehariannya, baik berbicara, membaca, mendengar maupun menulis. Di samping itu, program ini juga memperkuat integritas dan tekad calon mahasiswa sehingga mampu menghadapi persoalan dan tantangan kehidupan mahasiwa di Mesir dengan baik.
B. Visi dan Misi
Visi
Mewujudkan generasi fasih berbahasa Arab, berwawasan luas dan berbudi tinggi.
Misi
- Membekali peserta dengan keterampilan berbahasa Arab dari tingkat pemula sampai tingkat mahir secara intensif dan efektif.
- Meningkatkan kemampuan Bahasa Arab peserta sehingga dinilai mampu dan layak untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas Al-Azhar.
- Menopang kompetensi peserta dalam mengikuti KBM yang diadakan oleh MSZ Kairo.
- Mencetak generasi yang berwawasan luas baik dari segi kebangsaan, keazharan dan keislaman.
- Membentuk sumber daya manusia yang cinta dan berjiwa Al-Quran.
- Mencetak generasi berbudi tinggi dan beradab.
C. Bentuk Kegiatan
Kegiatan di Madinatul Fusha mencakup empat jenis besar kegiatan, yaitu:
- Tanmiyah Maharah Lughawiyyah (TML)
Kegiatan ini merupakan penguatan kompetensi peserta dalam memahami materi-materi KBM dengan Markaz Syaikh Zayed (MSZ) Kairo. Materi akan disusun dalam bentuk kegiatan berdasarkan keterampilan berbahasa dan disesuaikan dengan level yang diikuti oleh peserta. Secara garis besar bentuk kegiatan meliputi sebagai berikut:
- Maharah Qira’ah (keterampilan membaca):
Dalam keterampilan ini, peserta ditargetkan mampu memahami, menghafal, dan menggunakan kosakata tertentu, serta memahami pikiran pokok dari berbagai teks. Guna menopang kemapuan dan keterampilan membaca peserta, materi akan dikemas dalam kegiatan berikut: Qira’ah Jahriyyah (membaca teks dengan lantang), tebak kosakata dengan media peraga, Eatbulaga, menyusun pertanyaan pokok, cerdas cermat dan ujian menggunakan media online dan cetak.
- Maharah Tahadduts (keterampilan berbicara):
Pada keterampilan berbicara, ditargetkan mampu memaparkan beragam wawasan yang diserap melalui keterampilan membaca dan mendengar. Adapun bentuk kegiatan sebagai wadah ekspresi peserta adalah berikut: memperkenalkan kawan, rehabilitasi kalam, Munazhoroh ‘Ilmiyah (debat ilmiah), Khathabah (pidato), Hiwar (percakapan), Qira’atul Akhbar (broadcasting), Qira’tul Qishah (retelling story),dan Masrahiyah (teater).
- Maharah Istima’ (keterampilan mendengar):
Pada keterampilan ini peserta dituntut untuk mampu memahami teks, kisah, dan berbagai naskah lainnya melalui media audio dan video. Untuk mengevaluasi pemahaman mereka, ada beberapa kegiatan sebagai berikut: menjawab soal-soal tentang teks atau kisah dari audio, mengisahkan ulang, meringkas cerita yang didengar melalui audio atau video, dan tebak lirik lagu.
- Maharah Kitabah (keterampilan menulis):
Keterampilan ini menuntut peserta untuk mampu menuliskan kata-kata dalam bahasa Arab, menuliskan dan meringkas ide-ide yang diserap dari bacaan atau pun audio, menuliskan berbagai ungkapan dalam kebutuhan sehari-hari, dan menyusun makalah dan karya ilmiah. Maka itu disusunlah berbagai kegiatan berikut: pelatihan kaligrafi (Khot), menjawab soal-soal seputar teks audio, meringkas konten video, menulis makalah dalam majalah dinding, saling bertukar surat ucapan, menulis surat resmi, dan pelatihan penyusunan jurnal ilmiah.
- Maharah Qawa’id (keterampilan gramatika):
Seperti bahasa lainnya, bahasa Arab juga memiliki gramatika yang harus dikuasai oleh penuturnya. Ilmu gramatika juga ditujukan untuk menopang keempat keterampilan di atas. Dengan demikian, kami menyusun kegiatan-kegiatan berikut: menjawab soal-soal, cerdas cermat, dan lomba menggunakan media online.
- Halaqah Qur’aniyah (bimbingan tahsin dan tahfizh)
Dalam rangka menopang keilmuan peserta, khususnya dalam bidang Al Qur’an, Madinatul Fusha mengadakan bimbingan tahsin dan tahfizh Al Qur’an. Kegiatan ini juga bertujuan mempersiapkan peserta dalam menghadapi ujian Al Qur’an di Unversitas Al Azhar sebelum terjun ke masyarakat. Adapaun bentuknya kegiatan akan diadakan dengan setoran hafalan kepada guru Tahfizh setiap pagi sambil diperbaiki bacaannya.
- Pengembangan Wawasan Kebangsaan, Keazharan, dan Keislaman
Jiwa intelektual seorang muslim Indonesia Azhariy merupakan nilai penting yang harus tertanam dalam diri peserta didik Madinatul Fusha. Maka itu dibentuklah kegiatan berikut: nadwah (seminar ilmiah), bedah buku, diskusi, daurah (pelatihan) singkat metodologi karya tulis ilmiah.
- Kegiatan Kesantrian
Seorang muslim sejatinya haruslah memiliki nilai Al Akhlaqul Karimah dalam dirinya. Di samping membentuk karakter yang intelek, Madinatul Fusha juga berperan dalam membangun karakter yang berbudi tinggi. Atas dasar ini ada beberapa kegiatan yang disusun sebagai berikut: khataman Al Qur’an, membaca Maulid, latihan kultum, membaca kitab-kitab seputar adab (ayyuhal walad, dan min adabil Islam), praktek menjadi imam, dan praktek sholat-sholat sunnah.
D. Fasilitas
Fasilitas yang ada pada program ini meliputi:
- Gedung asrama, kelas dan aula yang representatif, nyaman, full AC.
- Musholla
- Taman
- Fasilitas olahraga
- Makan tiga kali sehari
- Modul pembelajaran
- Pembinaan oleh tenaga pengajar lulusan Universitas Al Azhar bersertifikat dari Markaz Syeikh Zayed, Cairo.